Pemuda nama yang sangat akrab di telinga
masyarakat, nama tersebut dikenal dengan kehausan reaktualisasi pemikiran dan kebiasaan yang akan menjadi
sejarah di negeri ini baik itu tindakan yang mengusung perubahan secara penuh
dan demokratis atau sebuah kerusakan yang akan mengantarkan negeri ini, pemuda adalah
generasi yang akan menggenggam masa depan negeri ini, dalam perjalanannya sudah
seharusnya para pemuda memperhatikan apa yang akan ia lakukan, bukan hanya
pelampiasan nafsu yang menenangkan jiwa hanya sementara dan menderita
selamanya, gambaran pemuda Indonesia sangat ironis dilihat dari fanatiknya
terhadap satu golongan dan jalan yang sangat berwarna, semua ini akan
mengakibatkan adanya diskriminasi terhadap satu golongan dalam satu kebenaran.
Jiwa seorang pemuda sangat haus akan amarah
dan kepuasan yang tidak akan habis-habisnya, banyaknya jalan yang
berwarna-warni membebaskan jiwa yang haus tersebut memilih jalannya sendiri, begitu
juga cara pemikiran yang sangat sulit ditebak menjadi ciri khas jiwa para
pemuda yang akan menjadi penerus kejayaan sebuah negara, dalam sebuah tindakan
yang akan di berikan kepada pemuda hendaklah menjadi pertimbangan yang sangat
besar, karena sebuah tekanan yang di berikan kepada para pemuda akan mengakibatkan
pemberontakan bahkan tindakan tersebut bisa menjadi tindakan yang sangat berlebihan
hingga aksi anarkis, aksi merusak gedung, perabotan dan membakar apa saja yang
menghalangi keinginan mereka, ini semua adalah bentuk dari meletusnya emosi dan
menjadi alasan dalam setiap aksi, tindakan yang menurut kita amat berlebihan
dan mungkin merugikan hanya ditanggapi ringan dan hanya tawaan yang akan menjadi
jawaban dari segala pertanyaan yang dilontarkan kepada mereka, sebuah aksi
anarkis itu menjadi hal yang sangat wajar bagi mereka dalam menyuarakan apa
yang mereka rasakan saat itu, bahkan aksi para pemuda di Universitas yang ada
di Indonesia tidak kalah dengan mereka yang ada di jalanan bahkan lebih dari
apa yang dibayangkan, para pemuda yang mengecam pendidikan dan mengetahui
tindakan apa yang baik di lakukan dan yang di tinggalkan sekarang menjadi
ancaman di masyarakat.
Golongan atau yang sering di sebut klen adalah
wadah tempat berlindung para pemuda dan tempat berkumpul membangun ikatan baik
itu secara emosional dan persahabatan, semua kegiatan dan hal-hal yang menjadi
kebiasaan dalam golongan tersebut akan menjadi dasar doktrin jalan pemikiran para
pemuda, sebuah golongan dapat membentuk alur pemikiran yang sangat mengerikan
dalam otak pemuda yang mengakibatkannya memihak kepada satu kubu atau satu
kebenaran, bahkan adanya sebuah fanatisme golongan dapat mengakibatkan
kebencian antar golongan yang diakhiri dengan bentroknya satu golongan dengan
yang lain, dari hal yang amat kecil akan menjadi besar dengan adanya caci maki
antar dua golongan dan saling salah menyalahkan, bahkan hingga adanya aksi
bunuh membunuh yang mencoreng nama baik pemuda sebagai penerus perjuangan
negara ini, di negeri ini aksi golongan kerap kali di masukkan ke publik dalam
bentuk kriminal bahkan sehingga tanggapan masyarakat menjadi negatif terhadap
setiap golongan, padahal tidak semua golongan mengadakan aksi kriminal bahkan
adanya reboisasi hutan digalakkan golongan bukan sebuah tindakan
individualisme.
Egois menjadi dasar yang menentukan baik dan
buruknya sebuah tindakan, sifat ego dimilik setiap manusia dan itu sudah
menjadi sifat yang internal, sifat yang tumbuh dari diri sendi lebih sulit
untuk di ubah dari pada sifat yang tumbuh dari lingkungan dan sebuah kebiasaan
karena sifat tersebut menjadikan setiap orang merasa memiliki kelebihan dan
sebuah kekuasaan di atas orang lain, sifat tersebut amat dibutuhkan dalam menjalankan
aktivitas kehidupan dan setiap pekerjaan agar dirinya merasa PD dan tampil
percaya diri dengan apa yang ia lakukan, bukan malah ciut dan takut melakukan
sebuah perubahan, akan tetapi sifat tersebut akan menghancurkan kehidupannya
dan orang-orang yang ada di sekelilingnya, karena lebih terfokus terhadap apa
yang ia inginkan sedangkan kepentingan bersama menjadi hal yang ke dua setelah
mendapatkan apa yang ia inginkan, contohnya : dalam sebuah forum diskusi semua
suara sudah sepantasnya diterima dan menjadi bahan pertimbangan akan tetapi
keputusan tetap kepada ketua sidang dan tidak menguntungkan sebelah tangan yang
akan mengakibatkan kecemburuan sosial dan ke tidak adilkan dalam memutuskan
diskusi tersebut, jika memang menguntungkan satu pihak apa bedanya memutuskan
sendiri dari pada harus mengadakan diskusi yang akhirnya menjadi sia-sia.
Pendidikan menjadi jalan yang wajib ditempuh
setiap pemuda dalam menggapai apa yang ia impikan dan mengontrol prilakunya,
hal itu juga tidak luput dari pengawasan orang tua yang sekiranya menjaga
anaknya yang semakin dewasa tidak terjerumus dalam jalan yang akan merugikan
kehidupannya di masa depan, pengawasan yang diberikan memberikan hasil bila
adanya lingkungan dan penanam daya pikir yang positif dari masa kecilnya, umur
seseorang di katakan masih anak-anak 6-12 tahun sedangkan masa remaja 13-21
tahun, pada saat anak memasuki umur 13-21 tahun maka kehidupannya akan berubah
baik itu external dan internalnya karena ia telah memasuki masa-masa pencarian
jati diri dan di masa ini seorang jiwa seorang remaja akan rentan dengan apa yang
ia lihat dan rasakan, karena ia merekam
apa yang ia dengar dan ia lihat hingga dari masa kecilnya hingga akhirnya ia
melakukan seperti apa yang ia lihat dan ia dengan di masa kecilnya, bahkan di
masa yang rentan akan pengaruh External orang tua harus memberikan kebebasan
untuk memilih dan berpikir bebas dengan apa yang ia kehendaki, akan tetapi itu
semua tidak lepas dari pengawasan dan arahan ke jalan yang baik.
Surabaya menjadi cermin betapa cepatnya
perkembangan pemikiran dan intelektual para pemuda, dan semua itu mendapat tanggapan
positif dari pemerintah setempat dengan mengadakan Bazar dan pameran lainnya
yang meningkatkan daya keingintahuan mereka, akan tetapi itu hanya 25 % dari
pemuda lainnya yang bersorak-sorakan di lapangan sepak bola, mengibarkan
bendera kesatuannya, mencoret dan mengecat badannya hingga tidak ada yang
berani menghalangi apa yang akan terjadi bila aksi ini terus berjalan, padahal
jika dilihat aksi mereka tidak memberikan hasil yang baik bahkan itu terkadang
hanya sebagai pelampiasan kesenangan sementaranya dan kerugian sepanjang
hidupnya, pemerintah setempat hanya diam tanpa adanya tindakan pencegahan,
apabila adanya tindakan penghalangan dari aparat setempat bukan memberhentikan
aksi malah menimbulkan aksi baru yaitu bentrokan antara aparat setempat dan para
pemuda, seakan penglihatan pemerintah yang bagus menjadi buta dan mulut menjadi
bisu, ini sudah seharusnya menjadi perhatian kita bersama dalam membuang
hal-hal yang negatif dan mengubahnya ke jalan yang lebih baik.
Entah sampai kapan demonstrasi dan pertikaian
antar golongan berhenti dan berakhir damai, semua ini tergantung kita sebagai
pemuda yang hidup dalam golongan kita, perbedaan boleh saja ada akan tetapi perbedaan
muncul karena adanya keinginan yang lebih baik bukan saling salah menyalahkan,
mari kita bangun jiwa yang membara ini menjadi lebih baik dan menjadi
kebanggaan negeri Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semua yang ada di blog ini hanya sebuah ungkapan dari apa yang terjadi di dunia sekarang ini