GAYA BAHASA DALAM PENULISAN IKLAN DI MEDIA MASSA
KOMPAS DAN JAWA POS
Karya tulis ilmiah ini di ajukan sebagai memenuhi tugas
Bahasa Indonesia
Oleh:
Nama : Azmal Fakhri Hasibuan
Nim : C51211163
Kelas : AS-E
Dosen:
Siti Rumilah M. Pd.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
JURUSAN AHWAL AS-SYAKHSIYAH
FAKULTAS SYARIAH
SURABAYA
2011
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................
2
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang.......................................................................................3
B. Identifikasi
masalah..............................................................................
3
C. Pembatasan masalah...............................................................................4
D. Perumusan
Masalah................................................................................4
E. Tujuan
penulisan.....................................................................................4
F. Metode penulisan...................................................................................4
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian Iklan
1. Pengertian
Umum......................................................................5
2. Pengertian Khusus.....................................................................6
B. Sejarah iklan di media massa.................................................................8
C. Syarat-syarat
iklan.................................................................................11
D. Pembagian
Iklan....................................................................................15
E. Contoh-contoh
iklan..............................................................................19
Bab III. Kesimpulan................................................................................................23
Daftar Pustaka.........................................................................................................25
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya, tujuan dibuatnya karya tulis ilmiah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah bahasa Indonesia pada semester genap tahun ajaran 2011-2012
dengan judul Gaya Bahasa Dalam Penulisan Iklan di Media Massa Kompas dan Jawa
Pos, dengan adanya penulisan ini diharapkan kepada saya untuk lebih memahami
sistematika penulisan iklan dan gaya bahasa yang digunakan dalam penulisan
iklan yang dimuat di kedua media massa tersebut.
Dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini memberikan banyak nilai-nilai yang berharga
serta pelajaran yang tidak didapatkan di kampus dan segala penelitian
memberikan tanggung jawab yang besar dalam mempertahankan tulisan saya ini,
dari berbagai referensi dan media massa akhirnya saya memilih untuk meneliti
kedua koran ini yaitu koran Kompas dan Jawa Pos karena kedua koran ini yang
sangat banyak diminati dan dibaca oleh masyarakat di sekitar Wonocolo hingga
anak mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya bahkan di siap warung menyediakan
kedua koran tersebut, hal inilah yang menimbulkan kepada saya satu pertanyaan
besar apakah koran yang dibaca tersebut telah mengikuti aturan ejaan yang
disempurnakan atau hanya tulisan berita yang menggambarkan keadaan.
Akan
tetapi dalam karya tulis ilmiah ini saya lebih fokus kepada penulisan iklan
yang dimuat di kedua koran tersebut bukan terhadap tulisan beritanya atau yang
lainnya, dan ini dikarenakan banyak iklan yang dimuat di kedua koran tersebut akan
tetapi banyak juga tulisan yang membingungkan pembaca dan sulit untuk dipahami
dan gaya bahasa yang kurang menarik perhatian para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Semakin pesatnya perkembangan media informasi
menjadi gejala yang besar bagi masyarakat dikarenakan semakin cepatnya
info-info yang baru di dunia dapat di akses dalam beberapa menit di manapun
kita berada, akan tetapi perkembangan tersebut tidak dibarengi dengan
aturan-aturan penulisan yang benar sehingga tulisan yang dimuat baik itu di
televisi, radio bahkan di surat kabar sekalipun sebagai wadah yang bercorakkan
formal terkadang tidak menggunakan ejaan yang disempurnakan EYD, contohnya saja
banyak iklan yang hanya menggunakan gambar bahkan tulisannya hanya “ Ayoooo
.............buruan” Atau “ Bergabung dengan kami “ Dan banyak contoh yang
lainnya semua tulisan itu hanya digunakan dalam percakapan akan tetapi di media
massa sekarang telah di muat sehingga menimbulkan pertanyaan yang banyak sekali
apakah penulisan tersebut sesuai dengan unsur-unsur iklan tersebut atau bukan.
Gaya bahasa pada iklan yang dimuat banyak yang
tidak memikat para pembaca sehingga iklan tersebut hanya menjadi iklan yang
gagal dan tidak memberikan sama sekali rasa bahkan ada iklan yang menggunakan
bahasa yang baku akan tetapi tidak pandai meletakkannya sehingga gaya bahasanya
menjadi rancu bahakan tidak dapat dipahami.
B. Identifikasi Masalah
Banyaknya iklan dan variasinya memberikan peluang
dalam penyerapan bahasa asing atau tata cara penulisan yang semakin longgar
bahakan bahasanya banyak menggunakan bahasa sehari-hari dan itu akan
mengakibatkan kesalahan dalam pemahaman iklan.
C. Pembatasan masalah
Pembahasa karya tulis ilmiah ini hanya mengupas
hal yang berkaitan dengan iklan yang dimuat di media massa Kompas dan Jawa Pos
baik itu secara sistematika penulisannya dan gaya bahasanya sedangkan penulisan
berita dan lainnya tidak termasuk pembahasan karya tulis ilmiah ini.
D. Perumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan iklan ?
2. Bagaimana perkembangan dunia iklan ?
3. Berapa unsur-unsur yang membangun sebuah iklan ?
4. Berapa banyak pembagian iklan di dalam kedua media massa ini ?
E. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa yang disebut dengan iklan
2. Mengetahui bagaimana perkembangan dunia iklan
3. Mengetahui berapa unsur-unsur yang membangun sebuah iklan
4. Mengetahui pembagian iklan di dalam kedua media massa ini
F. Metode penulisan
Dalam penulisan ini saya menggunakan dua
metode yaitu metode pusaka dan analisis atau penelitian antara dua koran
tersebut yaitu koran Kompas dan Jawa Pos.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian umum
Di zaman
yang dewasa ini
banyak media informasi yang menjadi wadah berita
dan info-info lainnya dan kebanyakan
masyarakat mendapatkan info tersebut melalu media cetak baik itu koran, buletin
atau majalah dari sinilah
masyarakat mengetahui perkembangan sebuah produk
atau hal apapun
itu yang masih
baru didengar dan itu
semua dimuat di koran
berbentuk tulisan kolom ataupun
yang sering kita
sebut dengan iklan begitu juga
dari koran kita
dapat mengetahui kualitas satu barang
tersebut bagus atau
tidaknya dari iklan begitu juga kita
mengetahui adanya produk-produk yang baru
yang sekarang menjadi kebutuhan masyarakat masa kini
dan semua itu
dapat diketahui masyarakat dari iklan,
selain dari media massa iklan
juga dapat diketahui
masyarakat dari siaran radio dan
televisi ataupun internet yang dapat
diakses di mana
saja dan banyaknya
iklan akan satu barang
dapat menjadi daya tarik
terhadap masyarakat untuk memiliki barang tersebut ini adalah
cara mempromosikan barang dengan
gaya bahasa yang mempengaruhi kualitas barang tersebut.
Dapat disimpulkan
bahwasanya iklan sebagai wadah yang
mempromosikan satu barang
atau hal apapun
itu yang baru
dan terkait sebuah acara
di depan umum,
guna diketahui masyarakat umum akan kualitas
barang tersebut baik itu dengan
melalui media siaran ataupun media cetak, contohnya
barang yang sekarang
menjadi kesukaan masyarakat yaitu iklan
hp Cross dengan
iklan sekarang barang ini
sedang berada di
puncak kesuksesannya mereka menggunakan iklan dari
televisi dan media
massa yang menguasai
Indonesia, sehingga masyarakat hanya melihat
hp Cross bukan yang
lain dan itu
juga salah satu trik
menarik perhatian konsumen terhadap barang tersebut.
2. Pengertian khusus
Dalam pengertian
ini iklan adalah
salah satu wadah Informasi
yang mengenalkan kepada semua masyarakat hal yang
baru bagi publik
yang dan belum
ada sebelumnya, akan tetapi iklan bisa juga menjadi tempat mengenalkan atau
mempromosikan barang dagangan atau hal yang dipromosikan, dalam RUU dan UU
penyiaran pasal 33 ayat 1 iklan mendapatkan sorotan yang sangat besar dari
pemerintah, begitu juga iklan yang bagi menjadi dua bentuk yaitu iklan yang
berbentuk niaga dan iklan layanan masyarakat, dua iklan ini terdapat di dalam
RUU yang telah di tetapkan pemerintah, sebuah iklan juga harus disiarkan oleh
lembaga siaran yang mengikuti RUU pasal 3 ayat 7 yang mana dalam pasal ini
lembaga tersebut harus menyiarkan iklan yang bertemakan masyarakat, [1]
begitu juga persyaratan yang ada di
dalam sebuah iklan seperti tidak diperbolehkan adanya tulisan yang
membingungkan pembaca dan pendengar karena bahasa yang digunakan adalah bahasa
baku bukan bahasa yang ambigu karena sebuah iklan di promosikan dengan dua cara
yaitu dengan cara tulisan dan cara pengumuman disiarkan yang ada baik itu
televisi ataupun radio sehingga seorang penyiar harus cekatan dan pandai
menggunakan bahasa yang menarik guna menarik perhatian para pembaca atau
pendengar sehingga barang yang di iklankan dapat perhatian besar.
Iklan ada juga yang mengatakan bahwasanya
iklan terbagi dua yaitu iklan yang tertulis dan iklan yang berbentuk reklame,
iklan yang berbentuk tulisan yang mempromosikan produk yang mencakup sebuah
maklumat baik itu tujuan perdagangan atau hanya sekedar pengumuman-pengumuman
lainnya, seperti undangan rapat, ucapan belasungkawa orang hilang dan banyak
lagi, sedangkan yang kedua adalah iklan yang berbentuk reklame yaitu iklan yang
bertujuan khusus dalam periklanan perniagaan yang akan mencakup segala
perdagangan yang disiarkan dalam media siaran.[2]
Di dalam media masa sebuah iklan dihargai
dengan puluhan hingga miliaran juga rupiah sehingga semakin banyaknya tulisan
dan gambar akan menambah biayai dalam menerbitkan koran tersebut, kebanyakan
iklan baik itu di media massa Kompas lebih banyak menggunakan bahasa yang
simpel dan mudah dimengerti, akan tetapi ada sebagian media massa yang membuat
iklan barang dalam jumlah kalimat yang banyak dan gambar yang besar guna
mempromosikan barang yang ia miliki, seperti yang kita lihat belakangan ini di
media massa Jawa Pos memberikan iklan bagi Mobile Phone Cross seperempat dari
halaman yang ada dan secara otomatis akan timbul baik itu hal yang negatif dan
positif dalam pandangan masyarakat, dalam pandangan orang yang mengerti akan
bisnis ia akan mendapatkan untung yang banyak dari apa yang ia iklankan baik
itu di media massa dan pusat siaran menggunakan bahasa yang berlebih-lebihan
atau hiperbola sehingga barang yang di iklankan terlihat bagus dan sangat di
butuhkan, itu adalah salah satu dari berbagai cara memikat pembaca dari bahasa.
Jadi yang disebut dengan iklan secara umum adalah
salah satu wadah yang mempromosikan barang atau hal apapun itu yang berkaitan
dengan jual beli dengan bahasa yang baku dan menarik perhatian pembaca dan
pendengar, sehingga sebuah iklan yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar akan tetapi iklan tersebut tidak memikat para pembaca maka iklan
tersebut dikatakan sebagai iklan yang gagal.
Sedangkan penulisan iklan yang dimuat di media
massa Kompas dan Jawa Pos lebih kepada periklanan barang niaga dan hal-hal yang
baru yang akan diselenggarakan dalam waktu yang sangat dekat ada juga ucapan
bela sungkawa yang biasanya hanya kita lihat di jalan-jalan di media massa
sendiri dimuat, perbedaannya iklan di massa dengan iklan yang ada di
jalan-jalan adalah tempat muat dan sasarannya yang sudah jelas karena setiap
pembaca koran tersebut menjadi sasarannya.
B. Sejarah iklan di media massa
Sistem periklanan telah beredar kurang lebih
3000 tahun yang lalu yang ditemukan pertama kalinya pada zaman Mesopotamia dan
Babilonia Liliwenia yang dilukiskan pada tiang-tiang forum di negara Roma,
bangsa Mesopotamia dan Babilonia juga dikenal sebagai bangsa modern yang tumbuh
dengan cepatnya dari bangsa-bangsa yang lainnya mereka menyewa perahu-perahu
untuk pergi berdagang ke bangsa-bangsa mempromosikan barang-barangnya sehingga
banyak yang tertarik dengan produk baru mereka dengan cara memasukkannya ke
pasar-pasar dan cara inilah yang menjadi dasar dalam penulisan sebuah iklan
yaitu sebuah daya tarik dengan menggunakan bahasa yang indah dan santun.
Sedangkan pada zaman Yunani dan Romawi kebiasaan
berdagang Door to door sangat populer dan ini di gunakan sebagai
kepentingan perdagangan dunia Lost dan Found ( Kasali, 1995 : 2 ), dengan
perkembangan yang sangat cepat di dalam dunia perdagangan iklan sebagai wadah
yang sangat diperlukan dalam meluaskan jaringan perdagangan yang ada pada saat
itu hingga akhirnya iklan berkembang dari omongan menjadi relief-relief yang
diukir di dinding-dinding bangunan yang ada dan ini di buktikan ditemukannya puing-puing
Herculaneum yaitu adanya gambar-gambar yang terukir di atasnya seperti adanya
penyelenggaraan sebuah pesta dan pertarungan gladiator dan pada zaman Romawi
kuno toko-toko besar mengukir simbol-simbol di dinding-dindingnya sebagai media
iklan kepada masyarakat pada saat itu juga hingga akhirnya pada tahun 1455
terlahirlah sebuah media massa seperti surat kabar mingguan yang digunakan sebagai kepentingan komersial.
Kemajuan umum iklan terjadi sejak upaya
reduksi dan abolisi diberlakukan kepada periklanan pada tahun 1712 dalam sebuah
ketetapan umum di Inggris dan ini menjadi peluang sangat besar dalam
perkembangan periklanan di dunia dalam persuratkabaran setelah perperangan
Napoleon perkembangan periklanan juga dapat kita lihat dengan naiknya harga
pajak dalam periklanan dari tahun, perkembangan pajak di Inggris tahun 1833
telah mencapai $877.972 dalam waktu yang sangat relatif singkat harga pajak
tersebut meningkat mencapai angka $ 1.491.991 pada tahun 1853 begitu juga periklanan
adalah bidang yang terbuka bagi persaingan, legitimasi dan pertanggungjawaban
persaingan berpeluang besar selama perdagangan bebas saat ini, sedangkan di
Amerika serikat sendiri perikalan berkembang pada abad 18 dalam surat kabar Boston
Newsletter pada tahuan 1704, perkembangan berikutnya pada tahun1880 iklan
di tampilkan dalam bentuk poster.[3]
Perkembangan yang sangat pesat tersebut
memberikan wacana baru bagi masyarakat dalam dunia bisnis sehingga cepatnya
sehingga dan peluasan iklan dari negara satu hingga negara lainnya berkembang
dengan subur begitu juga iklan yang dimulai pada abad delapan belas tersebut
menjadi puncak periklanan dalam perkembangan yang dimuat di media massa dan
dikembangkan dalam bentuk poster, spanduk dan banyak lagi sedangkan penulisan
yang ada di media massa awalnya tidak menggunakan gambar dan hanya memuat
beberapa baris hingga saat ini menjadi kolom bahkan menggunakan gambar sebagai
tambahan pemahaman masyarakat terhadap iklan tersebut.
Di Indonesia iklan dikenal sejak surat kabar
beredar pertama kali di Indonesia lebih kurang 100 tahun yang lalu dan ini
dibuktikan para peneliti komunikasi dan pada saat itu iklan disebut dengan
nama ‘Pemberitahoewan’ dan iklan pertama
kali terbit di surat kabar ‘Tjahaja Sijang’ yang terbit di Manado pada sejak
tahun 1869 dan surat kabar ‘De Locomotief’ yang beredar di Paris dan Amsterdam,
awalnya iklan tersebut dimuat atas nama pribadi bukan perusahaan dan lebih
menyerupai sebuah iklan baris hingga akhirnya pada tanggal 1 Maret 1963 iklan
disiarkan dalam televisi.
Perkembangan dunia iklan di Indonesia
mengikuti perkembangan zaman dunia dari iklan yang dimuat dalam surat kabar,
radio hingga televisi dari iklan yang berbentuk tulisan tanpa gambar hingga bener
yang bergambar dan digunakan sebagai spanduk di setiap acara hingga akhirnya
dunia periklanan tidak bisa dibatasi dengan pesatnya perkembangan media
informasi, kebiasaan masyarakat yang menggunakan Internet sebagai media
informasi dan mediasi iklan yang sangat cepat dari pada surat kabar.
Kini banyak mediasi massa yang mengembangkan
bentuk iklan yang semakin berkembang pesat, sehingga terbentuklah beberapa
media massa yang menjadi wadah atau tempat periklanan yang kerap kali sebagai
media bisnis yang menggiurkan dalam periklanan tersebut hingga info dan wacana
yang beredar di dunia dapat di akses dengan cepat tanpa adanya penghubung yang
selalu memfilternya semua info dan iklan menjadi transparan tidak ada dinding
yang menjadi penyekat, media informasi tersebut bisa kita kotakkan menjadi kurang
lebih ada lima macam yaitu :
1. Media Cetak, dari surat kabar harian dan majalah sampai pada mingguan dan
pamflet yang berisi informasi tentang pusat-pusat pembelanjaan.
2. Broadcast, dari stasiun TV baik itu nasional, lokal, komersial maupun umum
berbagai macam stasiun radio serta melalui perkembangan teknologi, sampai pada
media baru yang pada hakikatnya menggabungkan percetakan dan penyiaran.
3. Media luar rumah dan ini sering
sekali digunakan si kalangan masyarakat umum seperti iklan yang berbentuk
poster, pameran dan kartu-kartu transit.
4. Kartu pos khusus yang selalu digunakan di dalam setiap acara khusus guna
mencapai audiensi tertentu.
5. Informasi grafis dalam menghitung naik turunnya setiap kegiatan yang ada di
dalam sebuah instansi dan digambarkan dalam bentuk grafik.
C. Syarat-syarat iklan
Di dalam media massa kompas terkhususnya
menggunakan bahasa yang baku dan simpel sehingga para pembaca mudah mengerti
makna iklan tersebut dan gambar yang sedikit sehingga tidak memberi kesan
bahwasanya iklan tersebut memiliki daya tarik dari tulisannya bukan gambarnya
akan tetapi akibatnya iklan tersebut akan kelihatan monoton dan terlihat berat
karena semua dengan tulisan sedangkan gambarnya hanya sedikit, sedangkan di
media massa Jawa Pos sendiri kita dapat melihat perbandingannya bahwa iklan
yang dimuat menggunakan bahasa fleksibel dan mudah dipahami masyarakat baik itu
bahasanya sedangkan di dalam sebuah iklan banyak unsur-unsur yang harus di
perhatikan sebuah media massa dalam mempromosikan satu barang sehingga
nilai-nilai iklan tersebut tidak hilang dan menjadi iklan yang benar dan
unsur-unsur iklan tersebut ialah :
Secara garis besar dapat kita ketahui di dalam
sebuah iklan bahwa unsur-unsurnya ada delapan :
1. Adanya produk yang ditawarkan
2. Sasaran yang jelas
3. Adanya penanggung jawab yang jelas
4. Bahasa yang digunakan harus menarik
5. Ada batas berlaku
6. Adanya slogan produk
7. Adanya logo dan nama perusahaan
8. Foto produk[4]
Iklan yang menawarkan sebuah produk yang baru
di dalam media massa sangat digemari dan sehingga media massa seperti Kompas
dan Jawa Pos tidak akan ketinggalan dengan sebuah iklan yang baru dari
masyarakat, iklan penawaran produk juga sangat digemari dari pada iklan yang
berbentuk undangan dan perlu diperhatikan sebuah produk iklan yang laris akan
adalah produk yang dibutuhkan dikalangnya masyarakat bukan hanya sebuah
perkenalan begitu juga sasaran yang dituju sebuah iklan harus jelas jika iklan
tersebut dibuat di media massa sudah berarti sasarannya adalah masyarakat dan
itu hanya kepada masyarakat yang membacanya sedangkan iklan yang menggunakan
media siaran sudah pasti sasarannya adalah para pendengar siaran tersebut dan
bahasa yang digunakan dalam siaran biasanya sangat panjang dan terlalu
berlebih-lebihan guna meninggikan kualitas barang yang diiklankan begitu juga
iklan tidak seenaknya ditampikan di muka umum tanpa adanya prosedur yang jelas
dan bertanggung jawab contohnya iklan sepeda Motor Karisma diiklankan di media
massa Kompas berarti pihak yang bertanggung jawab setelah diterbitkannya iklan
tersebut adalah Kompas dan perusahaan Karisma tersebut hanya menjadi penanggung
jawab kualitas barangnya, sedangkan iklan yang disiarkan di televisi sudah
pasti sasarannya adalah semua pendegar dan penonton iklan tersebut bagai
manapun dalam penataan bahasa harus diperhatikan sasaran dan susunan per-kata
dan bahasanya.
Waktu juga memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam dunia periklanan contohnya iklan yang dimuat di televisi hanya memakan
waktu beberapa detik dan itu menjadi batasan waktu sehingga tidak membuat
penonton bosan, di dalam media massa sendiri periklanan juga memiliki batas
waktu dalam satu hari sedangkan di hari berikutnya iklan yang dimuat akan
berubah bukan iklan yang dimuat di hari sebelumnya karena itu akan mempengaruhi
hasil jual suaru produk sedangkan iklan yang dimuat menjadi sebuah spanduk juga
memiliki batasan waktu yaitu tanggal kegiatan tersebut contohnya ada sebuah iklan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan ujian yang dimuat dalam spanduk anak bidik misi ( AMBISI ) yang
ada di jalan masuk IAIN Sunan Ampel yang diadakan mulai tanggal 13-15 Juni 2012
maka setelah tanggal tersebut iklan tidak akan dimuat karena tanggal tersebut
menjadi pembatas iklan.
Slogan produk menjadi daya tarik yang khusus
bagi pendengar contohnya “ Suzuki yang lain pasti ketinggalan”, ini adalah
slogan yang mengkhususkan iklan tersebut sehingga dalam penulisan iklan slogan
menjadi hal yang amat penting yang tidak bisa dihilangkan, sedangkan logo dan
nama perusahaan menjadi penjelas iklan tersebut sehingga pembaca tidak salah
memahami bahwa iklan tersebut di bawah instansi Yamaha misalnya dan satu hal yang
amat penting dalam memikat daya tarik pembaca adalah foto produk itu sendiri
contohnya iklan Mobile Phone Cross yang ditulis dalam bentuk tulisan tanpa
gambar sama sekali tidak akan memberikan ketertarikan kepada para pembaca yang
dan iklan tersebut akan kalah dengan iklan yang lain dan iklan yang tidak
memiliki sama sekali daya tarik akan menjadi iklan yang gagal.
Media massa yang menggunakan minimal delapan
hal tersebut seperti Jawa pos lebih menarik dari iklan yang ada di media massa
Kompas yang menggunakan bahasa dalam sebuah iklan sedangkan gambar sangat minim
sekali, jika dilihat dari sudut penulisan dan kebahasaannya ada media massa
Kompas dan Jawa pos memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu dalam memikat
pembaca untuk memberikan hal yang positif terhadap iklan tersebut.
Akan tetapi ada juga yang menyatakan
bahwasanya pembagian unsur-unsur yang sangat penting pada saat kita ingin
menulis sebuah iklan ada enam[5]
yaitu :
1. Kemasan, di setiap iklan harus menggunakan kemasan yang baik dan sengat produktif
sehingga menjadi indah dan menarik contohnya kita menghubungkan makanan Mie
sedap dengan gambar ayam yang sudah siap saji, padahal kalau kita lihat ayam
tersebut hanya tinggal daging dan kulitnya sehingga dapat diartikan bahwa mie
tersebut telah siap saji dalam waktu yang relatif sangat singkat, begitu juga pemberian namanya sangat mempengaruhi
iklan tersebut “Mie Sedap Instan” Memberikan daya tarik sangat besar dari pada
iklan mie lainnya.
2. Slogan, seperti yang sudah dijelaskan di atas penulisan slogan dalam sebuah
iklan menjadi hal yang memberikan kekuatan pemikat yang sangat besar dari pada
iklan yang sama sekali tidak menggunakan slogan dan slogan tersebut harus
menggunakan kata-kata yang sangat nyata bukan di luar pikiran contohnya “ Anda
tidak akan kelihatan tua, bahkan anda akan tapak lebih gagah” Pernyataan ini
ada pada iklan semir rambut Clairol akan tetapi bila kita teliti lebih
lanjutkan penulisan slogan tersebut secara implisit ialah memberikan kesan
gagah bagi usia tua sedangkan usia sangat relatif dan terus bertambah sehingga
slogan tersebut kurang baik.
3. Diferensiasi, dalam hal ini
sebelum kita menulis iklan kita harus memberikan hal yang membedakan iklan kita
dengan iklan-iklan yang lainnya dan hal ini yang akan memberikan reaksi positif
bagi masyarakat yang sering melihat iklan dalam kemasan yang sama bahkan sering
tulisan dan omongannya sama.
4. Asosiasi, yaitu menggabungkan atau menghubungkan slogan, merek atau
karakter dan kemasan dengan pengalam-pengalam yang positif sehingga timbul
adanya kekuatan dalam mengubah iklan tersebut menjadi hal yang dibutuhkan.
5. Partisipasi, terlibatnya orang-orang yang banyak dalam membuat iklan akan
meningkatkan perkenalan iklan terhadap masyarakat.
6. Repetisi, dalam hal ini sebelum mencetak iklan tersebut harus di koreksi
dan membuang kata-kata yang menurut kita terlalu banyak sehingga membuang
tempat dengan sia-sia sehingga bahasa yang digunakan terlihat bagus dan tidak
terlalu panjang dan enak untuk dibaca.
Unsur yang enam ini menjadi hal lain yang
setelah penulisan iklan dari unsur-unsur yang ada di atas.
D. Pembagian Iklan
Pembagian iklan
Bila kita melihat iklan yang ada di media
massa baik itu Kompas dan Jawa Pos saat ini, kedua media massa tersebut membagi
iklan menjadi dua macam yang mana dua-duanya memiliki perbedaan dan pengaruh besar dalam menarik perhatian pembaca yaitu :
1. Iklan kolom
2. Iklan baris[6]
Perbedaan iklan ini dapat mempengaruhi daya
tarik pembaca dan ini adalah cara yang paling sering digunakan dalam sebuah
iklan, akan tetapi iklan yang menggunakan kolom dan baris hanya terfokus pada
gambarnya sedangkan tulisan hanya sedikit sehingga gambar yang menjadi pedoman
pembaca dalam mengartikan iklan apa yang ada di media massa tersebut begitu
juga iklan yang menggunakan gambar yang terlalu banyak tidak mungkin
menggunakan baris dan itu yang menjadi perbedaan paling terlihat jika di lihat dari sudut dua koran
ini sedangkan iklan yang menggunakan baris biasannya digunakan untuk iklan yang
kecil dan tidak menggunakan gambar walaupun ada yang menggunakan gambar tapi
gambarnya dalam sekala kecil sehingga dengan beberapa baris saja iklan tersebut
bisa dimengerti pembaca.
Tata bahasa yang sering digunakan iklan dalam
media massa Kompas lebih menggunakan bahasa yang simpel, bagus dan efektif
begitu juga gambarnya tidak terlalu banyak sehingga pembaca mudah mengerti akan
tetapi satu kesalahan bahasa yang digunakan iklan yang ada di media massa
Kompas yaitu bahasa yang simpel dan sangat membingungkan pembaca ambigu
sehingga gambar menjadi titik acuan pembaca dalam memahami iklan yang ada,
sedangkan di
Akan tetapi bila kita melihat iklan yang ada
pada saat sekarang dan bagi-baginya secara garis besarnya maka kita dapat
menggambarkan secara global iklan tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Iklan komersial atau yang disebut dengan iklan yang diperagakan dengan
gambar dan model dan iklan tersebut sering disiarkan di televisi.
2. Iklan non komersial atau yang kita sebut iklan tertulis yang ada di media
massa.
Iklan komersial adalah iklan yang disiarkan di
radio atau di televisi yang mana iklan tersebut lebih terfokus kepada gambar
dan gerakan yang mempromosikan apa yang diiklankan bukan kepada tulisan dan
pendengar menjadi penonton bukan sebagai pembaca, dan cara ini lebih simpel dan
mudah dicari karena kebanyakan masyarakat di Indonesia lebih cenderung sebagai
penonton dan pendengar bukan sebagai pembaca dan responsnya lebih besar dari
pada membaca, sedangkan iklan non komersial adalah iklan yang tertulis seperti
undangan tender, orang hilang, lowongan kerja, duka cita dan banyak lagi
macamnya dan itu semua menggunakan tulisan yang dimuat di media massa ada juga
yang disebar secara individu begitu juga cara penulisannya berbeda-beda
sehingga dapat dibedakan ini iklan lowongan kerja dan mana yang iklan berbentuk
lowongan kerja.[7]
Dalam media massa Jawa pos ada yang perlu
diperhatikan dalam penulisan iklan adalah cara unsur-unsur yang membuat pembaca
malas membaca seperti tulisan yang naik turun walaupun dalam menulis harus
adanya animasi yang memikat pembaca dan beberapa cara yang membuat iklan
tersebut kelihatan menarik dan indah akan tetapi mereka lupa bahwa tulisan yang
naik turun akan membuat pembaca membaca naik turun dan mengakibatkan efek malas
membaca seharusnya sebuah iklan yang menggunakan gambar tidak perlu adanya
tulisan yang bayak dan disain yang naik turun sehingga pembaca dapat mengerti
dengan cepat dan tidak membingungkan, begitu juga tata cara menulis iklan yang
digunakan di koran Jawa Pos sangat rapat sehingga pembaca diharuskan membaca
dengan melihat dari dekat contohnya iklan diskon yang tertera di Jawa Pos 18 Juni
2012 halaman 12 yang menggunakan angka dalam font yang sangat besar sedangkan
harga aslinya tidak diperlihatkan secara jelas dan ini menjadikan iklan
tersebut tidak termasuk iklan yang sangat tidak efektif dan tidak menarik dan
membosankan bagi pembacanya.
Sedangkan dalam iklan sendiri bahasa yang
digunakan sangat banyak variasinya dari bahasa tulisan dan bahasa isyarat yaitu
bahasa gambar karena bahasa sangat fleksibel dan mudah berkembangnya sedangkan
di saat sekarang bahasa serapan yang sudah dibakukan menjadi bahasa Indonesia
dengan ejaan yang sempurna ( EYD ) juga
mempengaruhi apa yang iklankan dengan tulisannya, sedangkan iklan dimuat di
media massa dibaca dan dilihat seluruh masyarakat dan tidak dipungkiri akan
adanya penggunaan bahasa yang tidak baku di karenakah sedikitnya kosakata yang
dimiliki masyarakat yang tidak peka dengan perkembangan bahasa Indonesia
tersebut.
Bahasa mempengaruhi daya tarik yang sangat
besar bagi pembaca untuk mengikuti atau membaca sebuah iklan yang disiarkan,
sehingga bahasa yang baku dan benar dalam bahasa Indonesia belum tentu baik
untuk digunakan dalam sebuah tulisan yang digunakan dalam iklan karena banyak
bahasa Indonesia yang baku akan tetapi serapan dari bahasa asing sehingga
jarang didengar masyarakat bahkan bila dituliskan banyak yang tidak mengerti
apa yang maksud dari iklan tersebut akan tetapi dengan menulis dengan gaya
bahasa yang bebas dan bahasa yang mengajak dan tidak terkait dengan kebakuan
bahasa Indonesia akan memberikan pengaruh yang lebih besar, contohnya pada
gambar yang ada di samping yang menggambarkan bahwa ada tempat sprint yang
bagus dan murah meriah sehingga bersahabat dengan mahasiswa dan dengan
penggunaan gambar yang sedikit dan lucu memberikan daya tarik khusus dan itu
adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan iklan ini, bahasa yang digunakan
sangat menarik perhatian dengan kata-kata yang sering kita dengar ” Diskon “
penataan bahasa yang tepat harus diperhatikan dalam penulisan iklan sehingga
dapat menarik perhatian seluruh pelanggan akan tetapi ada juga iklan yang
menggunakan bahasa yang baku akan tetapi dapat menarik perhatian pembaca.
Penulisan seperti gambar di atas biasanya
digunakan dalam mempromosikan barang atau hal yang sangat berkenaan dengan
kebutuhan sehari-hari, iklan di atas menggambarkan kebutuhan mahasiswa yang
butuh tempat print, penjilidan dan pulsa sehingga formatnya penulisannya lebih
kepada hal yang lepas dari ikatan unsur-unsur iklan yang enam di pembahasan
sebelumnya dan bahasanya lebih menggunakan bahasa singkat dan tidak
berulang-ulang sedangkan tempatnya tidak diberitahukan karena iklan tersebut
ditempelkan di dinding tempat print itu sendiri.
Akan tetapi ada beberapa iklan yang lainnya
menggunakan bahasa yang baku akan tetapi dapat menarik perhatian yang banyak
sekali dari para pembaca dan iklan terebut biasanya berbentuk sayembara atau
layaknya sebuah pengumuman yang berbentuk selebaran dan ditempelkan di
dinding-dinding etalase pengumuman dan itu akan menjadi lebih baik di dalam penulisan,
contohnya iklan yang ada di samping memberitahukan kepada mahasiswa IAIN Sunan
Ampel Surabaya akan adanya seminar dan seluruh bahasa yang digunakan dalam
penulisan iklan tersebut berbentuk formal atau bahasa Indonesia yang baku
bentuk iklan yang seperti inilah yang sering digunakan di koran Kompas
sedangkan Koran Jawa Pos sendiri menggunakan bahasa yang biasa dan lebih
terkesan tidak baku akan tetapi kedua koran ini memiliki gaya bahaya tersendiri
dalam menarik perhatian pembaca untuk membaca iklan yang ada di korannya.
Bahasa
yang baku adalah bahasa yang telah menjadi bahasa Indonesia baik itu bahasa
serapan yang asalnya menggunakan bahasa asing begitu juga bahasa yang tempo
dulu yang belum cocok dengan ejaan yang disempurnakan sehingga banyak perubahan
dari bahasa yang sulit untuk dilafalkan menjadi mudah dikarenakan adanya
pembakuan bahasa, dan pembakuan tersebut dimulai sejak dikukuhkannya sumpah
pemuda di Indonesia yang mana pada saat itu juga bahasa Indonesia dijadikan
bahasa resmi sebagai bahasa ibu negeri ini.
E. Contoh-contoh iklan
` Dengan
pesatnya perkembangan teknologi yang ada di zaman sekarang sehingga tidak dapat
membendung perkembangan tulisan dan media yang memberikan peluang sebagai wadah
periklanan pada masyarakat baik itu televisi sebagai alat yang paling sering
digunakan masyarakat sebagai alat informasi hingga media Internet yang dapat
mengakses data dari segala penjuru dunia, sehingga seseorang dapat mengetahui perkembangan
dan hal-hal yang terjadi di negeri yang lain, akan tetapi media informasi
seperti media massa yaitu koran sendiri tidak kalah dengan perkembangannya
zaman dan media massa lebih akrab dengan masyarakat baik itu orang awan sendiri
bahakan orang perkantoran sekalipun karena perkembangan media informasi tidak
dibarengi dengan perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia yang berada
kurang lebih empat puluh persennya sedangkan sisanya tidak melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi bahakan ada yang sama sekali belum
pernah mengecam pendidikan.
Banyaknya
bentuk iklan yang dimuat di media massa dapat kita bagi menjadi dua seperti
yang sudah di bahas di atas ketika pembagian iklan secara global yaitu :
1. Iklan yang berbentuk kolom
2. Iklan yang berbentuk baris
Sedangkan iklan yang berbentuk kolom contohnya sepeti apa
yang digambarnya di bawah ini, dalam kolom Kompas memberikan tempat untuk
memuat iklan yang berbentuk kolom dan kolom tersebut menjadi pembatas tulisan
iklan tersebut, bisa kita lihat penulisannya dari kepala iklannya menerangkan
kesempatan menjadi penerbang Helicopter dan memberikan syarat-syarat tertentu
dan dapat kita simpulkan bahwa ini iklan lowongan kerja yang bersyarat, bila
kita meneliti tulisannya semuanya dicetak dengan tulisan yang baku tanpa adanya
bahasa ajakan atau yang menarik perhatian pembaca akan tetapi iklan tersebut
memiliki nilai yaitu sebuah pekerjaan sehingga pembaca dapat tertarik dikarenakan
adanya sebuah lowongan kerja yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
Bahasa baku yang digunakan dalam periklanan
yang ada di media massa Kompas sangat berbeda dengan media massa Jawa Pos yang
menggunakan bahasa yang baku akan tetapi dapat menarik perhatian yang besar
dari para pembaca, seperti gambar iklan di samping di saya dapatkan di Jawa Pos
Rabu 2 Mei 2012 tepatnya dalam penulisan iklan tersebut menggunakan bahasa yang
sangat sering didengar masyarakat dan mudah dipahami, iklan ini sangat jelas
yang menerangkan bahwasanya ada festival Surabaya shopping yang akan
diselenggarakan mulai pukul 12.00 wib di SBO Galaksi Mall dan semua tulisannya
berbentuk ajakan dan tidak begitu sulit untuk dimengerti.
Sedangkan
iklan yang berbentuk baris biasanya dimuat dalam bentuk tulisan yang berjalan
atau yang hanya memuat beberapa baris saja, contohnya iklan yang dimuat di
layar kaca televisi sebagai penyokong sebuah acara seperti Hemafiton atau
Yamaha Suzuki yang selalu muncul dalam bentuk barisan yang berjalan di
layarkaca, sedangakan iklan baris yang berbentuk tulisan sangat jarang sekali
setelah adanya pembuatan kolom di setiap halaman yang ada di koran tersebut
bahkan bila dilihat dari media massa Kompas sama sekali tidak ada lagi
penulisan iklan yang menggunakan baris.
Bagi
masyarakat koran Jawa Pos lebih disenangi dari pada koran Kompas yang sering
disebut dengan koran mahasiswa sedangkan mahasiswa sendiri terkadang tidak tahu
sebagian bahasa ilmiah yang digunakan di dalam iklan yang ada di koran Kompas,
sedangkan koran Jawa Pos dapat kita lihat hampir 90 % warung yang ada di
pinggiran jalan terkhususnya Wonocolo menyediakan koran tersebut sebagai bacaan
ketika nongkrong di warung tersebut karena bahasa yang menarik dan mudah
dipahami baik itu beritanya dan tulisan iklannya bahkan ada warung yang
berlangganan koran Jawa Pos untuk dijadikan bahan bacaan sedangkan koran Kompas
sendiri kita dapat menghitung warung yang menyediakan bacaan koran Kompas
selain mahal harganya masyarakat juga kurang paham dengan bahasa yang
digunakannya.
Perbedaan
yang paling gamblang dari iklan yang ada di koran Kompas dan Jawa Pos adalah
gaya penulisan dan kebahasaannya, koran Kompas terkesan baku dan ilmiah
sedangkan Jawa Pos sendiri terkadang menggunakan bahasa yang baku akan tetapi
kebanyakannya menggunakan bahasa yang sehari-hari masyarakat dan minim menggunakan
bahasa ilmiah.
BAB III
KESIMPULAN
Dari semua paparan penelitian dari kedua media
massa baik itu Kompas dan Jawa Pos dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah
ini memiliki empat poin yang penting untuk diulas kembali jika adanya
pengambilan kesimpulan yang salah dan yang saya mengambil kesimpulan dari
jawaban yang telah kita bahas dari rumusan masalah yang dijadikan acuan sebelum
penulisan karya tulis ilmiah ini :
1. Iklan secara umum diartikan sebagai wadah mempromosikan barang baik itu
berbentuk niaga atau yang lainnya, sedangkan secara khususnya iklan di artikan
wadah pemberitahuan yang dimuat baik itu di media massa, radio dan televisi
iklan juga bisa sebagai tempat pemberitahuan baik itu orang hilang, undangan
dan banyak hal lagi
2. Iklan muncul pertama kalinya kurang lebih 3000 tahun yang lalu yang
ditemukan pertama kalinya pada zaman Mesopotamia dan Babilonia Liliwenia yang
dilukiskan pada tiang-tiang forum di negara Roma, sedangkan iklan pertama kali
masuk ke Indonesia lebih kurang 100 tahun yang lalu dan ini dibuktikan para
peneliti komunikasi dan pada saat itu iklan disebut dengan nama ‘Pemberitahoewan’ dan iklan pertama kali
terbit di surat kabar ‘Tjahaja Sijang’ yang terbit di Manado pada sejak tahun
1869.
3. Secara garis besar dapat kita ketahui di dalam sebuah iklan bahwa
unsur-unsurnya ada delapan :
1.
Adanya produk yang ditawarkan
2.
Sasaran yang jelas
3.
Adanya penanggung jawab yang jelas
4.
Bahasa yang digunakan harus menarik
5.
Ada batas berlaku
6.
Adanya slogan produk
7.
Adanya logo dan nama perusahaan
8.
Foto produk
Akan tetapi ada juga yang mengatakan
unsur-unsur tersebut dibagi menjadi enam yaitu :
1.
Kemasan
2.
Slogan
3.
Diferensiasi
4.
Asosiasi
5.
Partisipasi
6.
Repetisi
4. Pembagian iklan sendiri yang ada di media massa secara garis besarnya ada
dua yaitu :
1.
Iklan kolom
2.
Iklan
baris
DAFTAR PUSTAKA
Agus S, 2008, Bagaimana Biro Iklan
Memproduksikan Iklan, Jakarta : Gramedia Pustaka
Bungin, Burhan, 2008, Konstruksi Sosial
Media Massa, Jakarta : Fajar Interpratama Offset
Jamaluddin dan Yosal, 1994, Komunikasi
Persuasif , Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Kasali, Rhenald. 1996, Menejemen
Peririklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indoneisa, Jakarta : Gramedia
Kusmayadi, Ismail dkk, 2008, Be Smart
Bahasa Indonesia IX SMP/MTS, Jakarta : Grafindo Pertama
Persatuan Perikalan Indonesia, 2003, Cakap
Kecap, Yogyakarta: Galang Printika
Suhandang, Kustadi, 2005, Periklanan
Manajemen, kiat dan Strategi, Bandung : Penerbit Nuansa
Yustinah dan Ahmad Iskak, 2008, Bahasa Indonesia
Tataran Unggul untuk SMK dan MAK kelas XXI,
Penerbit Erlangga
[2] . Kustadi Suhandang, Periklanan Manajemen,
kiat dan Strategi, ( Penerbit Nuansa : Bandung, 2005 ), hlm. 15
[3] . Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa,
( Fajar Interpratama Offset : Jakarta, 2008 ), hlm. 74
[4] . Yustinah dan Ahmad Iskak, Bahasa
Indonesia Tataran Unggul untuk SMK dan MAK kelas XXI, ( Penerbit Erlangga :
2008), hlm. 36
[5] .Jamaluddin dan Yosal, Komunikasi Persuasif
, ( PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 1994 ), hlm.140-143
[6] . Ismail Kusmayadi dkk, Be Smart Bahasa
Indonesia IX SMP/MTS, ( Grafindo Pertama : jakarta, 2008 ), hlm. 35
[7] . Agus S, Bagaimana Biro Iklan
Memproduksikan Iklan, ( Gramedia Pustaka : Jakarta, 2008 ), hlm. 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
semua yang ada di blog ini hanya sebuah ungkapan dari apa yang terjadi di dunia sekarang ini