Zaman yang semakin maju dan modren menjadi
tantangan bagi setiap pesantren yang masih bernotabene pendidikan agama islam
dengan cara mpengajarannya hanya mengajarkan buku-buku klasik yang biasanya di
sebut dengan pesantren salafi sedangkan yang pesantren modren yang mempelajari
ilmu umum semakin terkikis dengan akhlaknya hal inilah yang menjadi titik fokus
kita sebagai pemuda yang berbasikan santri dari berbagai pondok baik itu pondok
modren dan salafi sehingga dapat mengkabolirasikan antara akhlak dan ilmu
duniawi, sebuah pesantren yang maju
hanya dapat dilhat dari begaimana kesuksesan para santrinya setelah ia kelur
dari pesantren sehingga santri biasanya disebut cermin pesantren, jika retak
cermin tersebut maka retak dan hancurlah pesantren yang dibawanya, menjadi
seorang santri tidaklah mudah karena ia akan menjadi publik figur baik itu
dirinya sendiri hingga semua orang dan inilah yang menjadi kendala dalam
seornag santri karena kebanyakan dari santri tidak tau dengan dirinya sendiri
sehingga ia lupa dengan apa yang harus ia lakukan, bahkan adanya mallu dengan
mengakui bahwa dirinya dalah seorang santri hal inilah yang sangat
memprihatinkan dan harus dibenahi secara lansung baik itu dari dirinya sendiri
atau dari berbagai kegiatan yang mengingatkan dirinya bahwa ia adalah seorang
santri.