Get Gifs at CodemySpace.com

Sabtu, 24 November 2012

MENJADI SANTRI KAFFAH


Zaman yang semakin maju dan modren menjadi tantangan bagi setiap pesantren yang masih bernotabene pendidikan agama islam dengan cara mpengajarannya hanya mengajarkan buku-buku klasik yang biasanya di sebut dengan pesantren salafi sedangkan yang pesantren modren yang mempelajari ilmu umum semakin terkikis dengan akhlaknya hal inilah yang menjadi titik fokus kita sebagai pemuda yang berbasikan santri dari berbagai pondok baik itu pondok modren dan salafi sehingga dapat mengkabolirasikan antara akhlak dan ilmu duniawi,  sebuah pesantren yang maju hanya dapat dilhat dari begaimana kesuksesan para santrinya setelah ia kelur dari pesantren sehingga santri biasanya disebut cermin pesantren, jika retak cermin tersebut maka retak dan hancurlah pesantren yang dibawanya, menjadi seorang santri tidaklah mudah karena ia akan menjadi publik figur baik itu dirinya sendiri hingga semua orang dan inilah yang menjadi kendala dalam seornag santri karena kebanyakan dari santri tidak tau dengan dirinya sendiri sehingga ia lupa dengan apa yang harus ia lakukan, bahkan adanya mallu dengan mengakui bahwa dirinya dalah seorang santri hal inilah yang sangat memprihatinkan dan harus dibenahi secara lansung baik itu dari dirinya sendiri atau dari berbagai kegiatan yang mengingatkan dirinya bahwa ia adalah seorang santri.

Kehidupan dalam pesantren sangat bertolak belakang dengan apa yang didapatkan dilluar sehingga membuat para santri yang baru membangun pola pikir yang baru bahkan lupa dengan cara berfikir dan gaya kehidupan yang ia ketahui di pesantren asalnya, CSS MORA adalah salah satu dari berbagai organisasi yang adalah di Indonesia yang mengatur dan membimbing para santri untuk kembali mengingat dan menyadarkan bahwa seorang santri sangat berperan penting dalam kehidupan.
Perang dalam diri santri sedang bergejolak baik itu fisik dan non fisik dari fisiknya seorang santri akan berbaur dengan masyarakat disekitarnya agar tidak dikatakan ketinggalan zaman sedangakan secara non fisiknya para santri telah melupakan kebiasaan yang telah ia dapatkan dari pesanntren baik itu disiplin bahkan rasa hormat terhadap para guru sehingga yang muncul hanya idealisme diri sendiri bahakan ia tetap mempertahankan idealismenya walau tanpa ada dasara yang jelas, inilah kelemahan yang harus dibenahi dalam kenyataan yang ada.
Langkah-langkah yang harus dimulai adalah dari pengembangan jati diri sehingga seorang santri tahu siapa dan untuk apa dia ?, sehingga ia dapat mengoptimalkan apa yang ia ketauhi dan merelisasikannya dengan masyarakat khususnya kepada pesantren di mana ia sekolah pertama kalinya, sedangkan yang kedua adalah membangun mental dalam menghadapi kehidupan yang nyata ini, karena selama kita berada di pesantren kita hanya mengetahui apa yang ada di dalam pesantren tersebut padalah apa yang ada di luar sangat bertolak belakang dengan apa yang kita dapatkan di pesantren bahakan itu dapat menyebabkan kehancuran secara perlahan danb kebanyakan para santri tidak merasakan akan hal tersebut, padalah akibat dari jatuhnya mental ini dapat mengakibatkan danpak yang sagat besar ketika seorang santri tersebut ingin masuk kedalam lingkarang masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semua yang ada di blog ini hanya sebuah ungkapan dari apa yang terjadi di dunia sekarang ini