Pagi yang cerah menyinari kota Surabaya yang megah, kota terbesar kedua di Indonesia setelah kota Jakarta, tak di sangka satu dari mimpi muliaku terkabul walau dengan perjuangan yang menguras otak dan mengerahkan tenaga pikiranku.
Namaku Farhan Sinaga. Aku biasa dipanggil Naga oleh teman-temanku. Ibu ku memanggil ku dengan nama yang manis, yaitu Farhan. Jika ibu sedang marah, ibu menjulukiku Singa. Aku asli orang Medan, tapi entahlah jika suatu saat aku telah lama hidup di Surabaya aku pun menjadi orang Jawa.
Teringat kenangan saat aku masih hidup di pesantren dulu.
Suatu hari di kamarku.
“ Ya akhi Naga, khaifa haluk?” Tanya temanku.
“ Alhamdulillah sehat.” Jawabku.