Get Gifs at CodemySpace.com

Senin, 16 April 2012

Negeri katulistiwa


Embun pagi membasahi bumi, sang mentari tersipu malu di balik awan yang menutupinya, di sini semua orang giat bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka, aku pun harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga ku, ibuku sedang sakit sedangkan ayah terkena PHK, aku anak pertama yang kita putus sekolah untuk membantu bapak memperbaiki mainan yang rusak untuk di jual kembali di pasar loak sebagai mainan murahan nama ku zul kadri, aku bertempat tinggal di desa joyono, desa yang indah aman dan selalu ramah terhadap sesama walau kehidupan kami amat sulit namun bapak ku tak pernah mengeluh untuk bekerja mencari nafkah untuk keluarganya hingga kerut mukanya di makan oleh waktu, aku memiliki dua orang adik salsa dan yuni mereka berdua kini sedang belajar di bangku sekolah dasar, aku harus berusaha keras membantu bapak untuk memenuhi kebutan sekolah mereka agar mereka tidak putus sekolah seperti aku ini.
Pagi ini aku harus ke sawah membantu bapak memetik hasil panen beras kami, pak Amir Hasan itulah nama ayah ku, Pak.....! Pagi ini kita berangkat seusai subuh saja agar tidak pulang kesorean kasihan ibu sedang sakit, kataku, bapak hanya tersenyum kepadaku dan itu berarti ia setuju dengan apa yang aku katakan, walau bapak ku seorang yang dingin hati aku tetap sayang samanya karena ia tetap melindungi kami sebagai keluarga dan anak-anaknya hingga ia tak pernah menghiraukan hujan dan panasnya alam untuk mencari kebutuhan sehari-hari.
Bu...... kadri berangkat ya bu, ibuku bernama Minah dia selalu tersenyum bahagia walau kehidupan keras sedang menimpanya, ku bawa semua alat-alat yang akan di gunakan bila kami akan memetik hasil panen beras, hati riaang gembira berjalan melintasi alam bersama bapak tercinta mencari nikmat tuhan yang tercurah tiada henti. Wah....... tak terasa 5 kilometer telah kami lalui dan sekarang aku bergelut dengan lumpur yang untuk menuai hasil panen beras kami, hore......... aku berteriak girang walau teriknya matahari telah menusuk ubun-ubun kepala ini, kadir kamu menan benih di petakan sebelah barat ya..... Bapak mau membabat padi yang sudah siap, ya pak jawabku dengan girang, hari ini hari yang luar bisa bagi ku walau aku putus sekolah namun adik-adikku harus tetap meneruskan pendidikannya di bangku sekolah, lagian tahun depan aku sudah bisa melanjutkan sekolahku di bangku SMA, hanya menunggu dan terus menabung agar terus bisa sekolah, menit berganti jam dan siang hari pun tiba, aku dan bapak pergi ke gubuk di pinggiran sawah dan beristirahat, panasnya matahari telah menyengat bapak mengajakku untuk salat zuhur bersama kami pun salat dan beristirahat sambil memandangi hasil panen yang telah di jadikan bapak menjadi beberapa karung beras yang nantinya sebagian akan di jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kami dan sisa uangnya di tabung untuk pengobatan ibu ku.
Kadir bapak mau cerita tentang negeri khatulistiwa nak, kadir sudah pernah dengar ? tanya bapak kepadaku.
belum tuh pak, memangnya  ada apa dengan negeri tersebut pak ? tanyaku dengan keheranan
em....yaya bapak sambil manggut-manggut mengelus jenggotnya.
Dulu ada sebuah negeri yang indah dan subur hingga tak seorang pun dari penduduk negeri tersebut kelaparan dan tidak mendapatkan pendidikan, indahnya alam yang di anugerahkan tuhan menjadi sebuah nikmat tersendiri bagi negeri khatulistiwa tersebut, seakan surga dunia yang nyata, begitu juga sang raja dan para pembesarannya yang sopan santun tulus mengayomi negerinya, rakyat pun hidup dengan sejahtera dan makmur hingga kenikmatan tersebut membutakan anak dari sang raja tersebut dan di masa pergantian raja telah tiba, maka anak dari  sang raja yang angkuh dan kikir menjadi pemimpin negeri tersebut, alam yang indah telah menjadi neraka bagi para rakyat, kehidupan yang layak hanya di miliki para pembesar kerajaan sedangkan rakyat jelata hanya sebagai budak yang seenaknya di perjaul belikan, namun ada sebuah keluarga yang kecil tetap hidup bahagia walau kesesakan telah menimpa mereka.
Walau keadaan yang sedang menimpa mereka sudah terbiasa untuk sibuk dalam segala hal, hingga waktu dan kepuasan sementara tidak memperbudek akal pikiran mereka, hingga anak dari kedua pasangan tersebut memiliki untuk berpisah dari orang tuanya demi mencari ilmu dan bersusah dari pada manja dalam rumah seperti pepatah bagai katak dalam tempurung yang seharusnya loncatannya jauh dan tinggi akan menjadi rendah malah akan jalan bila ia terbiasa di dalam tempurung yang sempit.
Negeri yang damai sekarang berubah menjadi sebuah bola api yang membakar segala yang menjadi penghalang jalan, sang raja dan para pembesar kerajaan yang buta akan duniawi,  buta akan kekuasaan yang ada dan rakyat hanya bisa memberontak dan terus melawan tinggal lautan darah yang tersisa, negeri Khatulistiwa yang damai dan tenteram hanya tinggal sebuah negeri mati dan sang raja yang buta akan apa yang telah ia lakukan, tanaman hutan dan peternakan semua musnah dan sang raja pun hancur di gerogoti usia sedangkan para rakyak lari dari kebodohan yang ada.
Nak .......... dari cerita bapak kamu mau menjadi orang yang selalu berusaha dalam sepelik apapun masalah yang kamu hadapi ?
ya tentu pak .....! aku akan berusaha dan belajar walau aku bukan seperti anak yang ada dalam secerita bapak dapat mencari ilmu dengan berpisah, namun aku punya harga diri dan martabat yang akan aku perjuangkan untuk mencari ilmu dari berbagai hal, kataku dengan lantang.
kalau begitu belajarlah karena ilmu bukan hanya dari bangku sekolah, dan yang terpenting anak ku bila kamu sudah besar kamu harus bisa memimpin dirimu sendiri sehingga kamu dapat memimpin orang di sekelilingmu dan negerimu dengan ketulusan hatimu bukan karena kebutaan yang ada di dalam negerimu yang indah ini, kata bapak dengan tersenyum....
Aku tak tahu apa yang telah terjadi di negeriku sekarang apakah hanya kebodohan yang sedang menjadi raja, atau sistem yang sedang membodohi semua rakyatnya, tapi aku akan selalu menjadi generasi yang akan memberi warna yang berati bagi negeri ku ini, tahun depan aku harus melanjutkan sekolahku ke jenjang SMA karena aku harus berusa dan tetap semangan tahun.
Hembusan angin menyapa kami yang sedang duduk beristirahat, kini aku sadar bahwa indahnya dunia ini dan nikmat yang besar dari alam jangan hanya sebagai hiasan semata dan memperbudek akal dan perasaan untuk membunuh mereka yang tak memiliki apapun dan aku juga harus tetap ceria.
pak nih makan siangnya suara kedua adik kecilku yang cantik memecah lamunanku dan bapak......
ayuk kita makan bareng terus kita salat zuhur bersama, kata bapakku........
tapi bang kadri sama bapak harus bersih diri dulu ya, tuh lumpurnya mengering di kaki bapak sama bang kadri, kata si kecil Yuni........
bapakku cuma tersenyum dan mengajakku ke kali tuk bersih diri dan makan bersama, aku seorang lelaki penerus bangsa ini, generasi ke depan harus lebih cemerlang, aku hanya bisa membayangkan betapa berat bapakku bekerja untuk keluarga dan selalu tetap ceria dan bersemangat, aku pun harus begitu.
Aku pun tenggelam dalam salat dan indahnya lantunan doa, semoga negeriku menjadi makmur dan sejahtera.     



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

semua yang ada di blog ini hanya sebuah ungkapan dari apa yang terjadi di dunia sekarang ini